
Ragam Riau—Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Riau meminta Pemerintah Daerah untuk mencermati tempat-tempat berpotensi terjadinya kerumunan saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Hal ini menyusul kebijakan baru pemerintah pusat terkait membatalkan PPKM Level 3 se-Indonesia saat Nataru tahun ini.
Ketua PAEI Riau dokter Wildan Asfan Hasibuan menyebutkan, sejauh ini belum ada perintah secara resmi yang dikeluarkan. Namun dari informasi itu, bagi daerah yang memang diperlukan pemberlakukan khusus, maka PPKM Level 3 tetap bisa diterapkan. Selasa (7/12/2021).
“Kan tidak semua pula daerah di Riau ini yang berpotensi kerumunan. Yang perlu dijaga itu daerah yang memang biasanya mengadakan acara natal dan tahun baru, dan daerah yang menyediakan destinasi wisata. Nah, daerah-daerah ini lah yang perlu diperhatikan pergerakan atau mobilitas masyarakatnya saat Nataru nanti,” jelasnya.
Disebutkannya kita tunggu dulu lah bagaimana keputusannya,” tuturnya saat dihubungi, dalam situasi seperti ini penting bagi Pemda untuk mencermati wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya kerumunan saat perayaan Nataru 2022. Sebab poin terpenting dalam upaya menekan angka kasus terkonfirmasi Covid-19, bagaimana menekan mobilitas dan masyarakat harus selalu taat dalam disiplin protokol kesehatan.
Terhadap kondisi di Provinsi Riau, kata Wildan, memang tidak semua kabupaten dan kota yang bisa diberlakukan PPKM Level 3. Dengan kata lain, pembatalan PPKM Level 3 secara nasional tidak mengubah ketentuan bagi daerah yang memang diperlukan pemberlakukan PPKM pada level tersebut.
Wildan menegaskan, hal yang perlu menjadi atensi bersama, bagaimana masyarakat tetap patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan, rutin mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan.
“Pada prinsipnya PPKM Level 3 yakni menekan mobilitas masyarakat agar tidak terjadi kerumunan. Kalau itu berhasil dijaga, angka kasus terkonfirmasi akan bisa ditekan,” jelasnya.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keputusan itu diambil karena Indonesia sudah lebih siap menghadapi musim libur akhir tahun. Hal itu tercermin dari jumlah tes dan telusur yang lebih tinggi dari tahun lalu.(wid)