
Ragam Riau–Untuk menghadapi era revolusi industri 5.0, diperlukan pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Tanpa terkecuali, Indonesia pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan teknologi digital. Pendidikan 5.0 adalah respons terhadap kebutuhan revolusi industri 5.0 di mana manusia dan teknologi diselaraskan untuk menciptakan peluang-peluang baru dengan kreatif dan inovatif.
Pandemi Covid-19 mengubah seluruh tatanan dunia Pendidikan yang semula dijalankan secara tatap muka sekarang harus dilaksanakan secara Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (Daring). Hal ini menyebabkan mau tidak mau, suka atau tidak suka guru harus menggunakan teknologi digital dalam menyampaikan materi pembelajaran secara daring.
Salah satu dampak penggunaan teknologi ini tentunya memberikan peluang masuknya budaya dan karakter dari luar yang mana ini dapat menciptakan karakter yang tidak diinginkan sehingga karakter bangsa Indonesia mulai memudar. Untuk menjawab tantangan itu dapat dilaksanakan dengan menggunakan KE-MO-JO (Kreatif-Mobile-Joyful)
Kreatif, yang dimaksudkan adalah Guru harus dapat mengarahkan dan menyediakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Media pembelajaran tentunya dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran dengan baik.
Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan ini mau tidak mau guru harus melek teknologi dengan menguasai aplikasi online yang disediakan seperti Open Boardcaster Software (OBS) studio, Camtasia, Kinemaster, Filmora dan lain sebagainya dalam pembuatan video pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia sehingga tontonan tersebut bisa menjadi tuntunan yang baik dalam sebuah pembelajaran.
Mobile makna yang dimaksud adalah berpindah-pindah. Pembelajaran dapat dilaksanakan berpindah-pindah tempat sesuai keadaan peserta didik dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan media video. Media video yang telah diunggah ke media sosial dengan menggunakan aplikasi seperti youtube. Youtube memudahkan bagi guru untuk menyiapkan dokumen pembelajaran dalam bentuk video, yang mana video ini dapat diakses oleh peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik dengan dapat mengulang kembali video yang ditayangkan tersebut.
Joyful memiliki makna gembira, hal ini dimaksudkan dengan adanya media pembelajaran yang telah dibuat dengan kreatif dan inovatif tentunya dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dengan mudah serta gembira dalam melihat video yang ditayangkan tersebut yang mungkin penuh dengan kegiatan keseharian mereka sehingga memberikan pembelajaran yang berkesan bagi peserta didik.
Salah satu contoh tradisi masyarakat Riau yang dapat dijadikan media pembelajaran misalnya pembuatan bolu kemojo yang merupakan makanan khas Riau pada materi zat aditif pada makanan. Pengenalan bolu kemojo yang termasuk makanan tradisonal dapat dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran IPA. Terdapat berbagai bahan aditif yang dapat dijelaskan dalam pembelajaran seperti ekstrak daun pandan, kulit manis, cengkeh, jintan dan buah pala. Sehingga peserta didik mengetahui manfaat zat aditif alami yang terkandung dalam makanan khas daerah Riau tersebut.
Hal ini lah perlu kita lakukan selaku pendidik mesti KE-MO-JO (Kreatif, Mobile, Joyful)untuk mengenalkan tradisi atau budaya bangsa Indonesia melalui Etno Vlog. Etno vlog adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang berbasis video tentang tradisi, adat istiadat dan kearifan lokal yang ada disuatu daerah yang dikaitkan dengan penjelasan ilmiah. Tentunya ini dapat meningkatkan literasi sumber daya yang menghasilkan manusia yang berkarakter. Etno vlog ini sangat cocok dijadikan sebagai media pembelajaran di era revolusi 5.0 ini yang mana mengaplikasikan teknologi dan memupuk rasa kebangsaan yang tinggi dengan menjunjung nilai-nilai tradisi yang ada dimasyarakat tanpa menyampingkan teknologi canggih sekarang ini. (Opini : Martala Sari Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNILAK /Mahasiswa Program Doktoral S3 Pendidikan IPA UNP)