Ragam Riau- Perjalanan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Riau, Intsiawati Ayus, mempertemukannya dengan para nelayan di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau. Dialog berlangsung akrab di tepi pantai Teluk Lapin. Tanjungpunak, 15 Oktober 202
Kepada Anggota Komite I DPD RI itu, para nelayan dari Desa Tanjung Puncak, Teluk Rhu, dan Putri Sembilan menyampaikan persoalan khas para nelayan. Seperti alat tangkap, area tangkapan, dan mulai minimnya jumlah tangkapan.
Berkurangnya penghasilan para nelayan mengakibatkan sebagai dari mereka mulai menjual tanah. Sementara, permohonan bantuan yang diajukan ke pemerintah belum ada yang dipenuhi.
Menjawab persoalan para nelayan, Intsiawati mengingatkan untuk tidak mudah menjual tanah. Apalagi bila ternyata tanah itu berada dalam kawasan hutan pada Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB).
Karenanya, Intsiawati mengarahkan para nelayan untuk memastikan status tanah mereka, walaupun sudah ditempati turun-temurun.
“Mengamankan tanah berarti mengamankan masa depan. Saya akan cari program di mana masyarakat tetap bisa memiliki tanahnya. Amankan tanah. Sambil jalan kita cari program biar tidak ada yang jual tanah lagi,” ungkapnya.
IA -begitu Intsiawati kerap disapa- menyebut ia selalu mengampanyekan untuk jangan mudah melepas tanah. “Tanah di bibir pantai jangan sampai terjual. Karena sepanjang bibir pantai itulah jalur keluar masuk nelayan,” ucapnya.
Salah satu program yang bisa dipilih masyarakat adalah Perhutanan Sosial (PS). Pada program ini, kata IA, masyarakat bisa mengelola tanah dengan masa kontrak 35 tahun, yang bisa diperpanjang 2 kali hingga 105 tahun.
“PS melegalkan masyarakat untuk mengelola tanahnya. Bukan sebagai hak milik,” sebut IA.
Kemudian, Tanjung Lapin saat ini terkenal dengan pariwisatanya. Ada pantai yang dapat dikunjungi, serta ada iven Tari Zapin Api dan Mandi Safar. Tari Zapin Api sendiri sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Provinsi Riau.
Terkait pengembangan kawasan wisata ini, IA menyampaikan, pengembangkan pariwisata jangan sampai melepas profes asal wargai sebagai nelayan. Karena itulah pekerjaan yang sudah dilakukan turun-temurun. Dan potensinya masih sangat besar.
Di akhir dialog IA mengatakan akan membawa persoalan nelayan di Rupat Utara, juga nelayan di Rokan Hilir dan Dumai yang ditemui sebelumnya, ke Jakarta. Sebagai anggota DPD/MPR RI, IA akan mengupayakan menemukan jalan keluar persoalan para nelayan di Pemerintah pusat. “Mari kita berjuang bersama-sama,” pungkasnya.