Ragamriau.com – Salah satu upaya Indonesia dalam memperkuat kemitraan dan berkolaborasi dengan Amerika Serikat (AS), serta menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara, diadakannya business matching di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, AS, Kamis 17 Januari 2019.
Dilansir okezone, sebanyak 12 pelaku usaha Indonesia berpartisipasi dalam business matching tersebut, yang antara lain bergerak di sektor minyak kelapa sawit, baja, makanan laut, kedelai, gandum, kapas, tekstil, ban, dan kopi.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda, menjelaskan, AS menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Semakin banyak perusahaan AS berinvestasi di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Perdagangan antara Indonesia dan AS tercatat meningkat selama lima tahun terakhir.
Untuk periode Januari- Ok tober 2018, total perdagangan kedua negara tumbuh 12,6% dengan nilai USD23,9 miliar. Pada business matching tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita turut menyaksikan penanda tanganan nota kesepahaman (MoU) antara Hanwa American Corp dengan Gunung Steel Group terkait pembelian baja ba tangan sebanyak 50.000 metrik ton dengan nilai mencapai USD40 juta.
“Jumlah dari MoU yang ditandatangani ini merupakan awal dan masih akan diikuti lagi perkembangannya,” jelas Mendag. Menurut Mendag, sebelumnya Indonesia berhasil mendapatkan pengecualian atas pengenaan tarif impor AS sebesar 25% untuk sejumlah produk baja. Namun, saat ini masih ada beberapa permohonan pengecualian produk baja Indonesia yang belum mendapatkan putusan dari AS.**