Ragam Riau–Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Riau pada bulan Desember 2021 sebesar 52,33 persen. Angka ini naik 15,94 poin jika dibandingkan Desember 2020 sebesar 36,39 persen.
Data tersebut disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Ridho Adriansyah, saat diwawancarai usai acara Rakerda BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Riau di Hotel Mutiara Merdeka, Sabtu (5/2/2022).
Dikatakan Ridho, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat angka TPK Bulan Desember 2021 adalah 52,33 persen m-t-m. Jumlah ini rebih rendah 1,23 poin, apabila dibandingkan dengan angka TPK hotel berbintang pada bulan November 2021 yang tercatat sebesar 53,56 persen. Namun, jika dilihat secara y-o-y Desember 2021 terhadap Desember 2020 mengalami peningkatan 15,94 poin.
Apabila dilihat dari klasifikasi bintang, lanjut Ridho, TPK tertinggi pada bulan Desember 2021 diperolah oleh hotel bintang 5 yaitu 64,10 persen. Sedangkan TPK terendah dialami oleh hotel bintang 1 yaitu 33,33 persen.
“TPK tertinggi diraih oleh hotel bintang 5 yakni sebesar 64,10 persen. Dan terendah didapat oleh hotel bintang 1 yakni 33,33 persen,” jelasnya.
Tingkat Penghunian Kamar hotel adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia.
Apabila TPK memiliki nilai cukup besar berarti akomodasi hotel di suatu daerah diminati oleh pengunjung. Sebaliknya, apabila TPK memiliki nilai yang kecil, berarti akomodasi di suatu daerah kurang diminati oleh pengunjung.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Riau, Nofrizal mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang telah melanda hampir dua tahun membuat kondisi perekonomian belum stabil terutama dibidang pariwisata khususnya perhotelan.
“Sudah hampir dua tahun kita masih dalam kondisi yang belum stabil, baik kondisi ekonomi maupun bidang pariwisata khususnya perhotelan,” ujar Nofrizal.
Ketidakstabilan tersebut, katanya, bukan Indonesia saya yang merasakan, namun seluruh belahan dunia juga terdampak.
Sehingga, mau tidak mau harus merubah sikap atau cara pandang, dengan melakukan perubahan struktur mulai dari mencari peluang, membuat terobosan dan inovasi, hingga merubah manajemen yang dianggap dapat mempertahankan bahkan memperluas sayap sektor usaha.
Sektor pariwisata merupakan sektor yang tidak terlepas dari perkembangan sisitem informasi dan teknologi informasi digital.
“Hal inilah yang memacu kita untuk dapat menyesuaikan perkembangan, sehingga kita dapat update terhadap penerapan teknologi tersebut pada usaha-usaha,” imbuhnya.
“Sebagai pemegang mandat asosiasi, kami terus bekerja untuk dapat memberikan sosialisasi ataupun informasi terbaik bagi bisnis pariwisata perhotelan dan bisnis kuliner di Provinsi Riau,” jelasnya.
Bahkan, untuk memastikan aman dan terlindungi dari penularan COVID-19, Nofrizal menyebut seluruh pegawai hotel yang ada di Pekanbaru telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.