Ragam Riau––Bertambahnya jumlah sampah, utamanya sampah plastik, berdampak negatif kepada lingkungan. Sampah dalam bentuk plastik cukup sulit diuraikan. Penelitian menunjukkan bahwa sampah plastik akan terurai dalam jangka waktu ratusan tahun, sehingga sampah menjadi masalah serius. Hal ini menjadi masalah besar di berbagai kota yang tidak memiliki pengelolaan sampah yang baik, namun juga terjadi di desa-desa.
Dilatar belakangi persoalan diatas maka Tim Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru mengadakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan mengadakan pelatihan pengolahan sampah limbah plastik kepada panti asuhan Hikmah yang berada di Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru. Tim dosen yang turut serta yaitu, Enny Insusanty S.Hut, M.Si, Ir. Emy Sadjati M.Si, Ambar Tri Ratnaningsih S.Hut, M.Si.
“Panti asuhan ini telah mencoba untuk melakukan pemanfaatan limbah plastik untuk dijadikan bahan daur ulang limbah menjadi produk-produk kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis. ” Ujar Ambar, Kamis,(16/09/2021)
Menurut Ambar Tri Ratnaningsih, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan solusi cara untuk mengolah atau memanfaatkan limbah plastik, beberapa bisa diolah menjadi tas plastik kresek bekas ini. Limbah plastik, selain menjadi isu kritis saat ini, kita harus mampu memanfaatkan isu global warming untuk dapat menjadi peluang usaha dengan membekali keterampilan pengolahannya pada berbagai kelompok masyarakat seperti ibu-ibu rumah tangga dan anak remaja putri
” Kami (dosen Fahutan) mengadakan PKM di panti Asuhan Hikmah Pekanbaru yang diikuti 35 orang remaja dengan rentang usia 11 tahun 18 tahun. Pemilihan peserta ini didasarkan pada observasi awal yang telah kami lakukan bahwa Panti Asuhan Hikmah telah melakukan pemanfaatan plastik untuk dijadikan bahan daur ulang limbah namun hasil yang diperoleh belum optimal seperti jenis dan desain produk belum bervariasi, serta adanya kendala di pemasaran. Selama ini cara pemasaran yang dilakukan panti asuhan menawarkan dan memajang di meja kepada pengunjung panti. Jika ada kunjungan maka pimpinan panti asuhan akan menawarkan produk tersebut kepada tamu yang datang.” ujar Ambar Tri Ratnaningsih,
Dijelaskan Ambar, aktifitas anak –anak panti asuhan pagi sampai siang hari akan beraktifitas seperti sekolah dan belajar, namun sore hari tidak ada kegiatan produktif yang dilakukan, sehingga dengan membuat kerajinan tangan ini akan membantu menumbuhkan jiwa kreatifitas dan wirausahaan dari anak panti asuhan. ” Pelatihan diadakan bulan Juli lalu, namun hingga kini kami masih terus melakukan pendampingan, ini penting agar materi yang diberikan memberikan dampak positif bagi panti asuhan.”
Dengan kondisi seperti ini maka beberapa waktu yang lalu pimpinan panti dan anak asuh mencoba membuat beberapa kerajinan tangan dari berbagai bahan limbah plastik seperti tas, tempat tissu, dompet, tempat pensil, dan kerajinan lainnya. Namun karena terkendala bahan baku dan pemasaran. Untuk disain produk juga masih belum banyak dan kurang variasi sehingga relatif kegiatan hanya menjadi kegiatan sampingan.
Ditambahkan oleh Enny Insusanty S.Hut, panti asuhan masih terkendala dalam hal manajemen keuangan, jenis /desain produk belum bervariasi, dan pemasaran yang masih belum optimal, maka kami juga memberikan pelatihan tentang peningkatan kemampuan manajemen pemasaran, manajemen keuangan. ” Serta peningkatan pengetahuan mengenai desain dan peluang pasar produk kerajinan tangan.” Ujar Enny.