Ragam Riau–Berkuliah ke luar negeri, menjadi dambaan bagi sebagian besar pelajar Indonesia. Data dari Commercial Service Amerika Serikat memperkirakan pada tahun 2019 ada 69 ribu mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di luar negeri. Organisasi Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional Indonesia, mengatakan Indonesia mengirim setidaknya 35 ribu siswa untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri setiap tahunnya.
Sementara itu, hasil survey HSBC Group pada tahun 2019 dengan responden usia 17-29 tahun dari berbagai negara, mengungkapkan bahwa generasi z melabeli diri mereka dengan sebutan generasi borderless. Untuk mendapatkan pendidikan terbaik, mereka tak lagi menghiraukan batasan tempat.
Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menghadirkan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2021. Program ini dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan para pelajar Indonesia merasakan pengalaman berkuliah di luar negeri. Seleksi dapat diikuti oleh mahasiswa tingkat Strata-1 (S1) dari seluruh perguruan tinggi.
Andrea Hanna, mahasiswa Program Studi Kimia, dan Christian Pierre, mahasiswa Program Studi Manajemen, bergabung dengan sederat teman-temannya menikmati program pertukaran pelajar. Melalui program IISMA 2021, mereka akan berkuliah di University of Edinburgh selama satu semester.
“Ketika dinyatakan lolos seleksi, awalnya saya tidak menyangka karena saingannya berjumlah ribuan. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di Inggris dengan pembiayaan penuh dari Kemendikbud Ristek,” ungkap Andrea Hanna dalam wawancara daring, Kamis (24/06).
Diakui Andrea, ambisinya untuk mengikuti seleksi terutama didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kompetensi diri dan memperluas jaringan. “Kesempatan kuliah di luar negeri ini akan saya manfaatkan untuk memperluas wawasan, mempelajari budaya dan cara berfikir masyarakat dari negara lain, dan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan baik mereka. Sehingga, ketika bersaing di bursa kerja nanti saya memiliki positioning yang kuat dengan berbagai kompetensi tersebut,” lanjut Andrea.
Christian Pierre menambahkan, berbagai persiapan dilakukan agar dapat lolos dalam seleksi. “Saya banyak mengerjakan soal-soal IETLS. Selama berkuliah, saya juga menjaga IPK yang menjadi salah satu penilaian kelolosan dalam program IISMA,” pungkas Pierre. Selama proses pendaftaran, seleksi, hingga pengumuman, kedua mahasiswa selalu didukung dan didampingi oleh dosen serta tim International Office Universitas Pertamina. Keduanya juga berharap dapat menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk mengikuti program serupa.
Selain program pertukaran pelajar dari Kemendikbud Ristek, Universitas Pertamina juga telah aktif melaksanakan program pertukaran pelajar dengan 38 institusi pendidikan tinggi luar negeri. “Sebanyak 73 mahasiswa Universitas Pertamina telah mengikuti pembelajaran di kampus mitra yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebaliknya, sejumlah 45 mahasiswa asing juga telah merasakan berkuliah di kampus kami. Program pertukaran pelajar semacam ini, rutin kami lakukan setiap semester untuk meningkatkan kompetensi lulusan,” ujar Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, MS., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Universitas Pertamina.
Bagi siswa siswi SMA yang ingin berkuliah di kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut, saat ini tengah dibuka Seleksi Nilai UTBK untuk Tahun Akademik 2021/2022. Informasi lengkap pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran. Pendaftar di Seleksi Nilai UTBK berkesempatan memperoleh Beasiswa GENKRAF. Bersama kampus BUMN lainnya, Universitas Pertamina juga membuka peluang seleksi beasiswa APERTI BUMN. Informasi syarat dan ketentuan, serta tata cara dan periode pengajuan beasiswa dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/beasiswa/.(rls)