Ragamriau.com — Secara teknis penanganan psikologis terhadap korban pasca bencana bisa dibagi dalam beberapa fase. Jika bencana baru saja terjadi dengan kondisi lingkungan yang masih kondisi “waspada”, maka bantuan fisik merupakan salah satu penanganan awal yang paling tepat untuk membantu masyarakat secara psikologis, karena memang sesuai dengan kebutuhan disaat darurat.
Hal itu disampaikan Psikolog dari Universitas Islam Riau (UIR) Bahril Hidayat, M.Psi, dalam pemaparannya dalam kegiatan Seminar Nasional yang bertajuk ‘Do You Believe Your Common Sense’ di ruang Auditorium lantai 4 Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Jumat 12 April 2019. Bantuan fisik bisa berupa pendistribusian makanan, alat kesehatan, dan tenda penampungan.
“Di dalam psikologi, kita juga mengenal dengan PFA atau Psychological First Aid (PFA), yakni memberikan ruang untuk menjadi pendengar yang baik bagi para korban pasca bencana untuk mengeluarkan segala rasa trauma yang dialaminya, dengan memberikan sedikit informasi dan edukasi dalam porsi kecil,” ujarnya.
Sementara Rektor Universitas Abdurrab Pekanbaru, Prof Susi Endrini, SSi, MSc, PhD, saat mebuka acara mengatakan kalau pihaknya menyambut baik pelaksanaan Seminar nasional yang digelar bersamaan dengan Rapat Kerja Wilayah 1 Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (Rakerwil wilayah 1 ILMPI). Terlebih kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari Perguruan Tinggi di wilayah 1, meliputi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.
“Sebagai mahasiswa, terutama bagi calon psikolog, jadilah pribadi yang kreatif, tajam, dan kritis,” Kata Dia.
Prof Susi juga memberi motivasi yang membangun kepada seluruh peserta yang hadir, yakni agar memiliki pandangan yang luas dan think out of the box. Karena pribadi seperti itu adalah generasi inovatif. Persis seperti yang pernah diungkapkan oleh Albert Einsten, seorang ilmuan perumus teori relativitas, bahwa setiap masalah tidak bisa dipecahkan dengan pola pikir yang sama ketika masalah itu diciptakan.
“Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatih agar seseorang dapat memiliki pikiran yang inovatif, beberapa diantaranya adalah dengan melakukan hal-hal baru yang menantang, berani keluar dari zona nyaman, berdiskusi dan berdialog dengan banyak orang, dan bisa pula belajar dari buku-buku bografi tokoh. Hal-hal inilah yang menjadi lompatan bagi mahasiswa untuk bisa menjadi mahasiswa yang berprestasi,” pungkasnya.
Rakerwil ILMPI merupakan agenda rutinan tingkat nasional yang diinisiasi mahasiswa Psikologi se-Indonesia yang terbagi-bagi dalam beberapa wilayah. Kegiatan pokok rakerwil ILMPI kali ini adalah perancangan dan pembahasan rencana program kerja sekaligus pelantikan pengurus ILMPI tahun 2019/2020, dimana tahun ini Universitas Abdurrab dipercaya menjadi tuan rumah. (rls)