Jumat , 17 Januari 2025
Home » Uncategorized » Saat Pandemi Covid-19, Kedai Kopi ini Buka Cabang ke 2 & Raih Sertifikat dan Kemenparekraf

Saat Pandemi Covid-19, Kedai Kopi ini Buka Cabang ke 2 & Raih Sertifikat dan Kemenparekraf

Ragam Riau–– Pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia sudah berlangsung hampir dua tahun, telah meluluhlantakkan perekonomian. Nyaris seluruh lini bisnis yang ada terpuruk, seperti bisnis perhotelan, pariwisata, kuliner, infrastruktur, pendidikan, serta usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Bahkan data Badan Pusat Statistik menyatakan penduduk miskin naik menjadi 26,2 juta jiwa, sementara data dari Kementerian Keuangan menyebut target pertumbuhan ekonomi minus.

Sebelum pandemi Covid-19 sektor UMKM yang jumlahnya lebih dari 50 juta pelaku usaha mampu menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ekonomi nasional tumbuh, dan peningkatan tenaga kerja terjadi. Namun seiring pandemi Covid-19, sektor UMKM menjadi salah satu lini yang terpuruk dan ribuan mengalami gulung tikar, sedikit yang mampu bertahan.

Namun, pandemi Covid-19 ternyata tidak menjadi rintangan bagi Kedai Kopi Bengkalis (Kobeng) untuk berkembang dan maju. Agaknya, prinsip ‘di balik kesulitan pasti ada jalan’ dialami oleh kedai kopi ternama di Kota Pekanbaru. Kedai kopi dengan nama asal salah satu kabupaten yang ada di Riau ini justru mampu membuka cabang saat pandemi Covid-19 masih terjadi. Tepatnya pada Juni 2021, Kedai Kopi Bengkalis berhasil membuka cabang kedua di kawasan Gobah atau kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sail, Pekanbaru.

Para penikmat kopi di Riau khususnya Kota Pekanbaru, pasti mengenal Kedai Kopi Bengkalis. Kobeng telah berdiri sejak 2013, beralamat di Jalan Soekarno-Hatta atau Arengka. Warna oranye dan hijau menjadi ciri khas bangunan kedai kopi ini. Di sini, selain menyediakan kopi yang aromanya khas, juga menjajakan makanan daerah, di antaranya mie keling, mie sagu, ayam tongseng, nasi lemak, nasi goreng kampong, dan jajanan tradisional lainnya.

Bagi masyarakat Kota Pekanbaru, kawasan Gobah merupakan kawasan pusat bisnis. Sebagai contoh, di satu kelurahan yakni Kelurahan Sukamaju, lebih dari 50 kedai kopi atau café berdiri, mulai dari yang kelas atas hingga kelas bawah saling bersaing. Bahkan beberapa pemain besar bisnis kuliner hadir di kawasan ini juga, sebut saja Café Satu Tujuh, 165, Rambo Kopi, Dejavu Coffee. Itu belum termasuk merek dan waralaba nasional dan internasional seperti PHD, Gebrek Bensu, Kopi Janji Jiwa, yang turut lebih dulu hadir di kawasan Gobah.


Di setiap kesulitan pasti ada jalan. Ini terlihat dari apa yang dilakukan manajemen Kedai Kopi Bengkalis yang melihat peluang banyaknya perkantoran di kawasan Sail ini menjadi dasar memberanikan diri membuka cabang kedua. Maklum saja, di kawasan Gobah ini perkantoran pemerintah dan swasta tumbuh pesat. Seperti Markas Kepolisian Daerah Riau, Kejaksaaan, perbankan, rumah sakit, perguruan tinggi, kantor Dinas Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau. “Ini kawasan perkantoran, Bang, padat dan ramai,” ujar Muhammad Halimi, Manajer Kedai Kobeng saat ditemui Sabtu (11/12/2021).

Sesuai prediksi manajemen, dalam waktu singkat cabang kedua Kobeng ternyata benar-benar ramai dan telah memiliki pelanggan tetap. Cabang kedua yang baru berdiri langsung mendapat tempat di hati masyarakat pecinta kopi dan kuliner. Satu di antaranya adalah Raja, wartawan dari media nasional ini hampir setiap hari menikmati kopi, bahkan sejak pagi hingga sore. Kedai kopi ini menjadi tempat kerja dirinya untuk membuat berita. “Di sini enak, wi-fi kencang, harga kopi terjangkau, kopi cuma 8ribu segelas, prokesnya jalan,” ujar Raja saat ditemui.

Bersertifikat CHSE dan MUI 

Manajemen Kobeng cukup “cerdik” untuk bisa tetap untung di tengah pandemi Covid-19. Saat kedai kopi atau pelaku UMKM lainnya pada tutup dan dikenai sanksi akibat melanggar protokol kesehatan (prokes), hal ini tidak berlaku di sini. Apa yang dilakukan manajemen ini patut ditiru, sejak awal buka kedai kopi ini lansung menerapkan prokes dalam memberikan pelayanan ke konsumennya.

Di kedai kopi ini fasilitas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun tersedia bagi konsumen, selain meja dan kursi diatur berjarak. Kemudian staf pelayanan langsung membersihkan meja dan kursi jika pelanggan meninggalkan tempat duduk. Tidak hanya itu, beberapa informasi seputar prokes dan Covid-19 juga dipajang di dinding. Setiap harinya kedai kopi ini dikunjungi lebih dari 200 orang, dengan layanan mulai pukul 6.30 pagi hingga 9 malam. Beberapa fasilitasnya pun kekinian, di antaranya wi-fi, ruang shalat, ruang VIP, dan parkir yang luas, layanan gofood, grab food, dan lain lain.


Apa yang dilakukan manjemen tentang penerapan prokes membuahkan hasil. Pada 18 September 2021, kedai kopi ini telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability). Kedai Kopi Bengkalis dianggap memenuhi kriteria dan indikator dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 13 Tahun 2020. Setelah dilakukan penilaian dan verifikasi oleh Lembaga Sertifikasi, berdasarkan Sertifikat Nomor CHSE03352/2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyatakan, Kedai Kopi Bengkalis telah memenuhi standar CHSE. Pernyataan ini berlaku dengan ketentuan bahwa Kedai Kopi Bengkalis selalu memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan oleh Kemenparekraf. Melalui sertifikat No: SRT/L04.02/3352/M-1G/2021, berlaku dari 18 September 2021 sampai 17 September 2022. Selain itu kedai kopi ini juga meraig sertifikat halal nomor 05160024031021 dari Majelis Ulama Indonesia kota Pekanbaru 21 Oktober 2021.

“Alhamdulillah kedai kopi ini berhasil meraih penghargaan dari Pak Sandiaga, dan sertifikat MUI ” ujar Halimi.
Ia mengatakan, saat ini terdapat dua gerai bersertifikasi standar CHSE. Beralamat di Jalan Soekarno Hatta Km 09 Pekanbaru (kedai utama) dan telah beroperasi sejak delapan tahun silam. Kemudian, Kedai Kopi Bengkalis di Jalan Ronggowarsito nomor 43 Gobah.

Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Riau itu mengakui badai pandemi yang melanda sejak tahun lalu berdampak cukup signifikan terhadap operasional Kopi Bengkalis yang menawarkan konsep kedai kopi dan makanan lokal khas Melayu dengan harga terjangkau tersebut. Namun, manajemen Kobeng berusaha melakukan beragam terobosan hingga akhirnya tetap mampu bertahan dan kini justru gerai tersebut telah tersertifikasi standar CHSE.

“Memang tidak dapat dipungkiri semua jenis usaha saat ini terjadi penurunan omzet. Namun, kita tetap memiliki strategi untuk bertahan. Strategi yang utama adalah memberikan pelayanan maksimal dan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujar Helmi, Ahad (12/12/2021).

Selanjutnya, dia juga menjelaskan bahwa service excellence menjadi modal utama, selain cita rasa yang terus dipertahankan. “Kemudian, kami mengusung keramahan budaya Melayu kepada pelanggan. Strategi itu yang menjadi cara kami untuk terus bertahan dan berkembang,” lanjutnya.

Setiap hari, tak kurang 200 cangkir kopi tersaji setiap hari. Ratusan pinggan makanan olahan khas Riau seperti mi sagu, kwetiau, ubi dan pisang kipas hingga sate Bengkalis ludes laris habis.
Tak hanya masyarakat, pejabat pemerintah mulai dari Bupati, Gubernur, hingga sejumlah tokoh nasional seperti Sandiaga Uno pernah merasakan aroma kopi Kobeng ini. (Widiarso)

Baca Juga

WR Tiga Unilak Apresiasi Program Campus Day SMA 14 Pekanbaru

RAGAM RIAU- Wakil Rektor III Unilak Riau Dr Hardi SE MM memberi apresiasi kepada Aslindawati …