Ragam Riau—Pagi itu, Selasa 14 September 2021, Raffa dan Widia tampak bersemangat datang ke sekolah, dengan menggunakan seragam batik dan merah putih, mereka telah tiba pukul 7 pagi di pintu gerbang. Diantar oleh orang tua mereka, dua saudara kandung ini naik sepeda motor berangkat menuju sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah di tempuh hampir 10 menit. SDN 82 Pekanbaru menjadi tempat mereka menuntut ilmu. Hari itu dirasakan seperti hari pertama belajar di kelas, kegembiraaan dirasakan oleh mereka.
Masker terpasang diwajah, tak luput handsanitizer turut dibawa didalam tas, saat tiba di sekolah, seorang guru mengecek suhu tubuh Raffa, dengan alat mirip seperti pistol, kemudian diarahkan ke tubuh setiap siswa yang datang, selain Raffa, siswa lainya yang hadir yang hadir diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk kelas. Raffa satu diantara ribuan siswa yang bahagia dimulainya belajar didalam kelas di kota Pekanbaru
” Bosan dirumah terus, ngerjain PR lewat hp, udah sangat rindu sama bu guru dan kawan-kawan” ujar Raffa siswa kelas dua SDN 82 Pekanbaru itu saat ditemui.dihalaman sekolah.
Tak hanya Raffa, sang kaka Widia (10tahun) menyampaikan hal yang sama, senang bisa belajar didalam kelas terasa lebih enak, udah rindu sama teman teman, walau belajar cuma sebentar, tapi berjumpa sama kawan-kawan senang, yang beda cuma isi tas berat karna bu guru biilang harus bawa bekal makan dan minuman dari rumah,” ujarnya polos.
Diceritakan Widia, dirinya balajar di sekolah seminggu cuma dua hari, Selasa dan Kamis, dihari lain kelas di pakai siswa lain, didalam kelas cuma sedikit, duduknya juga berjarak, masker ga boleh lepas, saat pulang sekolah harus cuci tangan dan langsung pulang, ” ujar Widia menceritaan hari pertama sekolah.
Pemerintah Kota Pekanbaru telah memberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas baik di tingkat PAUD-SMP. Lewat surat edaran bernomor 20/SE/SATGAS/2021 mengatur tentang belajar tatap muka di sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran kapasitas maksimal 50 persen. Kecuali untuk SDLB, MILB, SMPLB, SMLB, dan MALB yang maksimal 62 persen sampai dengan 100 persen.
Dalam surat itu Pemko juga mengatur agar menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal hanya 5 peserta didik per kelas. Sementara untuk PAUD maksimal 33 persen dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas.
PTM Terbatas dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Sebelum masuk ruang kuliah, dosen, mahasiswa juga tamu lainnya yang hadir harus mencuci tangan terlebih dahulu. Disediakan tempat cuci tangan diantara 2 ruangan setiap lantai dengan sabun cuci tangan. Mereka semua diwajibkan mencuci tangan memakai sabun juga diukur suhu tubuhnya satu per satu. Tidak hanya itu di setiap lantai pun disediakan hand sanitizer.
“Alhamdulillah, pelaksanaan perkuliahan praktikum luring kemarin berjalan lancar. Saya memantau beberapa aktivitas praktikum di beberapa laboratorium sudah mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Para mahasiswa wajib menggunakan masker dan jaga jarak. Aktivitas perkuliahan maksimal diikuti dengan jumlah mahasiswa 50ri kapasitas laboratorium dengan sistem ganjil genap berdasarkan absensi para mahasiswa. Untuk perkuliahan teori saat ini masih kita lakukan secara daring,” ungkapnya.
Yanuar juga menegaskan kepada mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan praktikum perdana di semester ganjil ini untuk tetap ikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pihak Kampus.
“Untuk seluruh mahasiswa, jangan lupa untuk selalu ikuti protokol kesehatan selama perkuliahan maupun saat berada diluar kampus. PCR akan terus berusaha menjaga dan meningkatkan fasilitas pendukung untuk melancarkan proses Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas ditengah masa pendemi covid saat ini. Dengan ini kami juga meminta para adik-adik semua untuk meyakinkan para orang tua dengan terkait komitmen PCR menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam proses Perkuliahan Tatap Muka terbatas khususnya praktikum pada semester ini,” pungkasnya. (wid)