Sabtu , 4 Mei 2024
Home » Hikmah » Hujan, Tak Menyurutkan Semangat Jamaah Mengikuti Si=olah Idul Adha 1444 Hijriyah di Kampus UMRI

Hujan, Tak Menyurutkan Semangat Jamaah Mengikuti Si=olah Idul Adha 1444 Hijriyah di Kampus UMRI

Ragamriau.com – Hujan yang menguyur Kota Pekanbaru sejak dini hari membuat panitia pelaksanaan sholat Idul Adha di Kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) memindah tempat pelaksanaan Sholat yang semula dihalaman kampus menjadi ke dalam Masjid kampus, Baitul Hikmah. Rabu (28/06/2023).

Hal itu membuat sebagian jamaah tidak mendapat tempat, hingga memilih tepat mengikuti Sholat Id di halaman masjid, meski ditengah gerimis. Shalat Idul Adha dimulai sekitar pukul 07.15 hingga pukul 08.15 WIB dipimpin Qori Nasional Harri Muswen SPd. Bertindak sebagai Khatib Rektor UMRI Ustadz Dr H Saidul Amin MA.

Dalam khutbahnya Khatib Saidul Amin, menyampaikan bahwa meski sudah berpuluh tahun kita merayakan Idul Adha atau hari raya kurban, namun pertanyaan yang seharusnya menjadi renungan adalah sudah sejauh mana kita menanam, memupuk, memelihara serta mengekalkan nilai-nilai dan hikmah kurban itu dalam kehidupan sehari-hari. Sebab seringkali orang setiap tahun melaksanakan ibadah kurban, akan tetapi sikap dan perbuatannya justeru selalu mengorbankan orang lain.

“Artinya kita baru melakukan korban zahir tapi tidak disertai dengan pengamalan hakikat kurban yang sesungguhnya,” kata Saidul.

Khotib juga mengajak para jamaah agar meneladani apa yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim dan nabi Ismail untuk senantiasa ikhlas dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjalani kehidupan. Selalu berperan sebagai orang yang menabur kebaikan di bumi, bukan kerusakan dan kemaksiatan. Bagi Ibrahim, anak itu bukan sekedar pelanjut keturunan. Bukan pula pemewaris harta, namun yang terpenting mereka adalah pewarisi iman dan agama.

“Prinsip inilah yang semestinya kita jadikan contoh dalam mendidik anak. Orang tua harus menyadari bahwa anak itu bukan sekedar pewaris harta yang berupa kebun sawit, kebun karet, usaha atau bisnis, bahkan sukuk dan deposito di bank. Namun yang paling penting adalah mereka harus mampu mewarisi agama dan iman yang dimiliki,”

Kehadiran Ismail bagaikan hujan turun setelah kemarau berkepanjangan. Ismail menjadi pengobat duka, pelipur lara, sitawar sidingin bagi orang tuanya. Penghibur hati, pamenan jiwa. Namun Allah SWT memerintahkan agar anak yang baru lahir itu diantar ke suatu lembah sunyi yang tak berpenghuni di tengah padang pasir yang sepi cikal bakal kota Mekah saat ini. Luluh lantak hati Ibrahim mendengar perintah itu. Bagi seorang suami, berpisah dengan isteri adalah pengorbanan. Bagi seorang ayah berpisah dari anak yang kedatangannya sudah berpuluh tahun diharapkan adalah satu penyiksaan. Namun Ibrahim adalah Rasul dan manusia pilihan.

“Baginya perintah Allah adalah segala-galanya. Jika Allah yang memerintahkan, apapun yang terjadi perintah harus dilaksanakan. Bumi boleh hancur, langit biar runtuh, namun perintah Allah harus tetap dipikul di atas bahu, dijinjing dengan tangan dan digigit dengan geraham,” katanya.

Lebih lanjut Ustadz Saidul menyampaikan, Setiap orang boleh bangga memiliki anak-anak yang mapan secara ekonomi dan finansial, berilmu atau sarjana. Namun hampa dengan agama sehingga kita risau apakah ketika kematian menjemput, anak-anak itu masih rukuk dan sujud kepada Allah? Ini yang harus direnungkan dari lubuk hati yang terdalam. Sebab seringkali kita hanya mampu memiliki anak biologis tapi bukan anak ideologis.

Apabila Ibrahim AS rela menyembelih anaknya karena Allah. Siti Hajar rela mengorbankan anak yang dilahirkan dan dibesarkannya karena mengikuti perintah Allah, sementara Ismail rela menjadi korban juga untuk melakukan perintah Allah.

“Maka sudah saatnya kita bertanya, Apa yang sudah kita lakukan dan korbankan pada saat ini untuk menegakkan agama Allah mengajak jamaah yang hadir agar senantiasa menyerukan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana kyai Ahmad Dahlan yang berdakwah melalui persyarikatan Muhammadiyah,”

Seperti diungkapkan di atas, kata Saidul, hikmah terbesar dari ibadah kurban adalah kerelaan hati untuk memberikan sesuatu yang kita sayangi untuk Allah SWT. Hari ini Pengorbanan yang kita lakukan tidak perlu menyembelih anak sendiri, akan tetapi cukup sederhana dengan melaksanakan ibadah kurban, menyembelih seekor kambing untuk seorang atau seekor sapi dan kerbau untuk tujuh orang. Setiap bahagian itu memerlukan dana sekitar Rp. 2,5 juta. Artinya jika setiap kita menabung Rp.7.000,- sehari maka tahun akan datang Insya Allah kita akan menjadi peserta kurban.

“Namun sayangnya, kadang kita tidak dapat berlaku adil. Untuk pulsa telfon kita mampu mengeluarkan uang lebih dari Rp. 7.000,- sehari. Untuk rokok kita mampu mengeluarkan uang lebih dari itu. Namun untuk ibadah kurban masih berat menabung RP. 7.000,- sehari. Bahkan lebih tragis, kadang orang lebih rela berusaha sekuat tenaga agar dapat kupon korban dari berusaha sekuat tenaga untuk menjadi peserta kurban,” Ustadz Saidul Amin.

Diakhir Khutbahnya Saidul mengajak jamaah untuk menghidupkan kembali nilai-nilai dan hikmah korban dalam kehidupan sehari-hari, apapun profesi dan posisi kita. Orang tua harus berkorban dengan mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang soleh. Para pemuda harus berkorban dengan menjauhkan diri dari semua perbuatan dan aktifitas yang dapat merusak jiwa, raga dan masa depan, Para pedagang harus berkorban dengan bersikap jujur dalam perniagaaannya. Pemimpin juga harus berkorban dengan mendahulukan kepentingan rakyat dan masyarakat dari kepentingan pribadi dan golongan.

“Inilah hakikat dari pengorbanan itu di mana setiap kita punya peranan untuk menyumbangkan tenaga dan segenap usaha demi memperjuangkan Islam dan umat Islam serta kejayaan agama Allah masa kini dan akan datang,” tutupnya.

Pelaksanaan Sholat Idul Adha warga Muhammadiyah ini berdasarkan Keputusan PP. Muhammadiyah yang sudah disampaikan jauh hari sebelumnya melalui Maklumat Nomor: 01/MLM/I.0/E/2023 tanggal 21 Januari 2023, yang menetapkan hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada tanggal 28 Juni 2023.

Selain di Kampus UMRI, terdapat 12 lokasi lainnya tempat pelaksanaan Sholat Id yang dilaksanakan Muhammadiyah di Kota Pekanbaru, antara lain di Masjid Alfida’ Jl Ahmad Dahlan Sukajadi, Masjid Taqwa Pasar Pusat, Lapangan Masjid Taqwa Jl Srikandi Delima, Halaman SMK Muhammadiyah 3 Jl Ciptakarya Panam, Halaman Masjid Alfurqon Jl Serayu, Halaman Masjid Abubakar Shiddiq Muhammadiyah Gg. Pelita, Halaman SMP.Muhammadiyah 2 Jln T. Bey, Masjid Nurul Yakin Jl Paus, dan Halaman Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Jl. Kesuma Pekanbaru, Lapangan MIM 1 Rumbai dan Lapangan MIM 2 Limbungan Baru dan lainnya.(nik)

Baca Juga

Guru Harus Mampu Ubah Mindset Menjadi Transformative Teacher

Ragam Riau:-Alumni SMAN 1 Bangkinang Kota Prof Dr Junaidi SS MHum, didampingi Kepala SMAN 1 …